"Di Surabaya dari populasi anak usia 0-18 tahun tahun 2021 jumlah penderita diabetes 176 atau 2,2%, tahun 2022 jumlah penderita 184 atau 2,3%,"ujar Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina kepada awak media, Senin (13/2/2023).
Ia menyebutkan ada sejumlah penyebab banyaknya anak-anak menderita sakit diabetes. Di antaranya pola makan tidak sehat, suka makanan manis atau fast food (makanan cepat saji), atau karena kurang makan yang berserat seperti sayur dan buah.
Tidak hanya itu, Nanik menyebutkan juga karena gaya hidup tidak sehat seperti cenderung malas bergerak atau beraktivitas, serta karena sering bermain HP. Sehingga aktivitas anak berkurang dan menimbulkan penumpukan gula di dalam tubuh anak.
"Bisa juga karena faktor genetik, keturunan dari orang tua yang mengidap diabetes melitus,"ucapnya.
Dinkes Surabaya berupaya mencegah peningkatan kasus diabetes melitus (DM) pada anak dengan meningkatkan sosialisasi makanan seimbang dengan memperbanyak makan sayur dan buah, mengurangi minuman manis, bersoda, dan juga mengurangi makanan siap saji.
Selain itu ia juga menyarankan agar orang tua rajin berolahraga secara rutin, aktivitas fisik seperti bermain sesuai usia anak, dan mengurangi penggunaan HP atau menonton televisi serta memperbanyak aktivitas dengan teman sebaya.
"Melakukan deteksi dini kepada anak khususnya anak dengan riwayat genetik DM. Meningkatkan kapasitas petugas dengan pelatihan penanganan kasus diabetes melitus anak. Dan distem rujukan bagi anak-anak dengan kasus DM yang butuh penanganan lebih lanjut,"tandasnya.(***)