Kabar-Indonesia.com | Jakarta - Kekerasan di lingkungan sekolah kembali mencuat. Persoalan yang terus berulang ini harus direspons serius oleh seluruh pemangku kepentingan untuk memutus mata rantai kekerasan di lingkungan sekolah dari hulu hingga hilir.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan Pendidikan (Puskapdik) Satibi Satori mengatakan kekerasan di lingkungan sekolah harus diputus mata rantainya mulai dari hulu hingga hilir. "Kekerasan di lingkungan sekolah harus diputus mata rantainya dari hulu hingga hilir. Para pemangku kepentingan, pemerintah, penyelenggara pendidikan, anak didik dan orang tua didik harus berkolaborasi," kata Satibi di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Satibi menyebutkan untuk memastikan tidak ada lagi tindakan kekerasan di lingkungan sekolah harus segera diaktivasi pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satuan Tugas) sesuai amanat Permendikbudristek No 46 Tahun 2023. "Tim ini harus diefektifkan untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di sekolah agar Lingkungan sekolah menjadi Lingkungan yang aman dan nyaman untuk peserta didik/siswa," tegas Satibi.
Kandidat Doktor Pendidikan di UIN Jakarta ini menyayangkan pelbagai peristiwa yang muncul tidak dilakukan deteksi dini oleh pihak sekolah. Idealnya, kata Satibi, pihak sekolah dapat mengetahui potensi kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. "Sekolah tidak sekadar menjadi tempat kegiatan belajar mengajar yang sifatnya mekanik, tetapi juga aktivitas percakapan yang hangat antara penyelengara pendidikan, anak didik, lingkungan sekolah, dan pihak-pihak terkait dengan aktivitas pendidikan," tegas Satibi.
Satibi mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan memberi perhatian serius atas peristiwa kekerasan di lingkungan sekolah. Menurut dia, komitmen bersama penting untuk memastikan penanganan masalah kekerasan di lingkungan sekolah tidak temporal. "Kebijakan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah harus berkelanjutan dan konsisten. Langkah preventif harus diutamakan sebagai ikhtiar untuk membereskan persoalan ini dari hulu hingga hilir," tutup Satibi.(tyo)