Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Dinkes Pacitan Gelar Rakor Bersama Awak Media,Ini Temanya.

Senin, 18 November 2024 | November 18, 2024 WIB Last Updated 2024-11-18T07:28:03Z
Kabar-Indonesia.com | Pacitan - Memasuki musim penghujan yang mulai melanda Kabupaten Pacitan, dengan masuknya musim tersebut Dinas kesehatan mengelar Rapak Koordinasi bersama awak media dengan tajuk "Kewaspadaan Dini Penyakit Di musim Hujan".

Acara yang digelar di Rumah Sehat tersebut bertujuan untuk mengantisipasi bahaya DBD yang merebak di wilayah Pacitan, Apa lagi Kabupaten Pacitan merupakan endemi penyakit DBD sehingga perlu antisipasi sebelum memakan korban.

Bahwa Demam berdarah dengeu (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus dengeu, akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini, juga bisa membawa virus penyebab demam kuning dan cikungunya.

Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr Daru Mustikoaji menjelaskan bahwa seseorang bisa terserang demam berdarah karena tubuh terinfeksi oleh virus dengue yang dibawa serangga jenis artropoda, dalam hal ini adalah nyamuk Aedes Aegypti. 

Karena itulah, pencegahannya difokuskan pada pencegahan perkembangbiakan dan pembasmian sarang nyamuk tersebut. Menurutnya, untuk meminimalisir jatuhnya korban akibat penyakit demam berdarah sebenarnya sosialisasi mendalam mengenai penyakit ini sangat diperlukan. 

Hal tersebut bertujuan agar masyarakat lebih aware dan waspada terhadap penyakit demam berdarah, baik bagaimana cara menanggulangi maupun cara untuk mencegah penyebarannya.

“Fogging (pengasapan) hanya mematikan nyamuk dewasanya saja. Untuk itu, perlu membasmi jentik nyamuk yang berada di genangan air atau tempat-tempat yang berpotensi untuk perkembangan Aedes aegypti. Saat ini pencegahan yang paling efektif dan efisien dapat dilakukan melalui 3 M Plus yakni Menguras atau Membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi,ember air, tempat penampungan air minum,penampungan air lemari es, kemudian menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong, drum dan kendi,”terangnya dalam acara tersebut, Senin (18/11/2024).

Sementara itu pj Sekretaris Dinas Kesehatan Pacitan drg Nur Farida menjelaskan jika perlunya Memanfaatkan kembali atau Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk. Selain itu, Menaburkan bubur larvasida atau bubuk abate yang bisa didapatkan masyarakat secara gratis di puskesmas-puskemas terdekat. 

Bubuk abate tersebut,lanjut Farida, nantinya ditaburkan pada tempat penampungan air dengan cara air pada penampungan diisi hingga penuh. Kemudian, obat bubuk abate ditaburkan pada  malam harinya.

“Pemberian bubuk abate itu sebanyak satu sendok makan untuk bak mandi berukuran lebar 1 meter,panjang 1 meter dan tinggi 1 meter. Setelah itu didiamkan, sehingga aman untuk keperluan mandi. Bak mandi yang sudah diberi bubuk abate tidak boleh disikat agar pemberantasan telur nyamuk dapat dilakukan secara maksimal,"jelasnya 

Pihaknya juga berpesan kepada masyarakat agar bisa menggalakkan Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain- lain.

"Yang tidak kalah penting dalam pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat adalah senantiasa menjaga kebersihan diri,keluarga, dan lingkungannya seperti rutin membersihkan halaman rumah tempat tinggal masing -masing, agar hidup kita menjadi kuat dan sehat dan terhindar dari jentik- jentik nyamuk yang bisa berkembang menjadi nyamuk dengan memutus rantai,”ungkapnya.

Selain DBD penyakit yang oerlu di waspadai dan di antisipasi pada musim hujan adalah Leptospirosis, penyakit bakterial yang disebarkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi, terutama tikus. 

"Gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan kadang-kadang kuning pada kulit dan mata,"katanya.
 
Untuk Langkah-langkah pencegahan leptospirosis adalah Menghindari berenang atau berjalan di air yang mungkin terkontaminasi.

"Menggunakan pakaian pelindung seperti sepatu bot dan sarung tangan saat beraktivitas di area yang berpotensi terkontaminasi serta Mengontrol populasi tikus di lingkungan sekitar,"tandasnya.(tyo)
×
Berita Terbaru Update